Memahami Makna Sukses Menurut Islam

Makna hendaklah seseorang melihat
apa yang telah ia perbuat di masa lalu untuk hari esok. Dalam Tafsir
at-Thabary dijabarkan dan
hendaklah seseorang melihat apa yang telah diperbuatnya untuk hari Kiamat.
Apakah kebajikan yang akan menyelamatkannya, atau kejahatan yang akan
menjerumuskannya ? Dalam kitab Tafsir Ibnu
Katsiir, ayat ini disamakan dengan perkataan haasibuu anfusakum qabla an tuhaasabuu. Hisablah/introspeksi diri kalian
sebelum nanti kalian dihisab di hari akhir. Secara tidak langsung, kedua ayat
ini telah mengajarkan kepada kita suatu hal yang sangat mendasar dari time management dalam cakupan waktu yang lebih
luas. Jika biasanya hanya mencakup kemarin, besok, dan sekarang, dalam ayat ini
dibahas waktu di dunia dan di akhirat. Karena memang, keterbatasan waktu kita
di dunia harus bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan tempat
yang terbaik di sisiNya. Tidak terbatas pada time management, tapi juga life management. Manajemen hidup sebagai muslim,
yang berorientasikan Allah dan hari Akhir. Menjadikan perbuatan di dunia
sebagai wasilah menuju Allah. Ingat tujuan
penciptaan kita adalah untuk beribadah pada Allah. Meski begitu, dalam
kesehariannya, kita juga tidak boleh melupakan kedudukan kita di dunia.
Keduanya kita jadikan sarana untuk menambah perbendaharaan amal shalih.
Makna Sukses
Kita
perlu menelusuri motiv diri kita yang
paling dalam. Hal-hal apakah yang mampu menggerakkan diri kita untuk melakukan hal-hal sangat
besar, serta kemenangan apakah yang kita harapkan. Banyak pejuang Islam dalam
mengelola hidupnya telah rela meneteskan darah segar dari dadanya, keringat dari
tubuhnya dan air mata untuk rela berjuang di jalan Allah. Sukses itu ada yang
bersifat jangka panjang dan ada yang bersifat jangka pendek. Sukses yang
bersifat jangka panjang (long term success) adalah kesuksesan negeri akhirat. Sedangkan sukses yang
bersifat jangka pendek (sort term success) adalah kesuksesan negeri dunia.
Makna
sukses akhirat adalah sebagaimana Allah
SWT katakan “Maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu, dan memasukkan ke
dalam syurga yang indah”. Makna suskes yang lain, yaitu jika seseorang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan dalam syurga
itulah orang yang sukses (QS 61:12, 3:185). Gambaran sukses negeri akhirat menurut Al quran secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yakni pertemuan dengan Tuhannya (liqoi
Rabbihii), mendapatkan ampunan akan kesalahannya (maghfirah),
terbebaskan dari api neraka dan tinggal di syurga dengan segala keindahannya,
dan secara otomatis dijauhkan dari neraka.
Tentunya
ini semua akan dapat diperoleh dengan keridhaan Allah SWT. Untuk mampu
menimbulkan imajinasi kreatif
dalam diri kita, maka kekuatan rukun iman sebagai ekspresi, percaya kepada yang ghoib adalah sarana tersebar untuk memahami suskes
jangka panjang sebelum kita berfikir dengan apa yang harus kita kerjakan.
Tetapi membiasakan diri dengan selalu berfikir dengan akhir dari tujuan aktifitas
kita adalah sesuatu yang penting. Orang
mengatakan “ think with end of mind” sebagai kebiasaan efektif yang
harus kita miliki. Rasullulah saw mengatakan bahwa: “Sesungguhnya amalan itu
tergantung kepada niatnya”, hadits ini menunjukkan niat adalah apa yang akan
dituju atau “end of mind “. Sukses yang bersifat jangka pendek (sort term success)
Makna
sukses dunia adalah sebagaimana Allah SWT
katakana, “Dan ada lagi yang lain yang kamu sukai, yaitu pertolongan Allah SWT
dan kemenangan yang dekat” (QS. 61:13). Berkatalah dengan jujur kepada diri
kita, mintalah kepada Allah. Apa yang sebenarnya kita inginkan tentang doa “ fii
dunya hasanah”. Gambaran sukses negeri dunia menurut beberapa buku dan ensoklopedia bahwa kesuksesan manusia di
dunia dikelompokkan menjadi 14 bagian berikut:
1.
Peningkatan pekerjaan dan
karir ( ‘amal),
2.
Kesehatan (qowiyul
jism) dan kenikmatan hidup,
3.
Peningkatan keuangan dan
rasa aman (qodirun ‘ala kasb),
4.
Keteguhan hati dan
kepercayaan diri (mati’nul khuluq),
5.
Kepribadian dan pergaulan
dengan orang lain (ukhuwah),
6.
Kebahagian dan kedamaian
akal budi (akal sehat),
7.
Pengembangan diri dan
pendidikan diri (mutsaqoful fikr),
8.
Sasaran dan arah hidup,
serta keteraturan program diri (munadzom fi syu’nihi),
9.
Disiplin diri dan
penguasaan diri (mujahiduna linafs),
10.
Cinta dan kehidupan
keluarga,
11.
Kaidah emas dan tanggung
jawab (haritsun ‘ala waqtihi),
12.
Kawan dan persahabatan,
13.
Matang secara alturistik
(bermanfaat bagi orang lain-nafiun lighoiri) dan menjadi tua secara mulus,
14. Kemampuan mengaitkan hidup dengan kematian
(ketenangan bathin).
Visi
sukses dunia setiap individu mungkin akan bervariasi, hal ini sangat tergantung
dengan sejauh mana dia mampu merumuskan visi sukses akhirat. Visi tersebut sangat
tergantung dengan nilai (value) yang kita yakini kebenarannya. Dari 14 belas point tersebut di tas,
bisa jadi ada skala prioritas dimana
setiap orang berupaya untuk mendapatkannya terlebih dahulu.
7 Sukses Menurut Rasulullah
Dunia
adalah tempat menanam, barang siapa ingin mendapatkan sukses negri akhirat maka harus menyiapkan
diri ketika di dunia. Sebuah hadits
terkenal yang diriwayatkan Imam Bukhari Dari Abu Hurairah R.A. dari Nabi Muhammad SAW,
beliau bersabda : ”Tujuh golongan yang dilindungi oleh Allah SWT di bawah lindungan-Nya, waktu tidak ada
lindungan selain lindungan-Nya: Imam
yang adil, Pemuda yang dalam masa mudanya beribadat kepada Allah, Orang yang menyebut Allah
ketika sendirian lalu meneteskan air
matanya. Laki-laki yang tergantung hidupnya di masjid, orang yang berkasih sayang
karena Allah semata-mata, laki-laki yang dirayu oleh seorang wanita bangsawan
cantik, tetapi dia mengatakan (menolak): sesungguhnya saya takut kepada Allah, orang yang bersedekah dan disembunyikan, sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat (diberikan) oeh tangan kanan”. Tujuh kelompok inilah yang kita
jadikan sebagai model dalam manajemen sukses pribadi. Dari hadits di atas, maka kita dapat mengambil
pelajaran penting untuk mendapatkan kesuksesan di
dunia dan akhirat, maka perlu kita memiiliki ketrampilan-ketrampilan
berikut ini :
1.
Ketrampilan Pemimpin (Ledership Skill)
Imam yang adil, yaitu ciri
sesorang memiliki
ketrampilan sebagai pemimpin. Kalau kita ingin sukses dan selamat di akhirat, maka di dunia ini kita
harus mememiliki ketrampilan dalam memimpin. Kita harus menjadi kepala rumah tangga yang
adil bagi istri dan anak-anak kita, manajer yang adil
dalam pekerjaan
jika kita sebagai seorang manajer dan bentuk-bentuk kepemimpinan lain yang
bersifat formal maupun informal, jadilah sebagai pemimpin yang adil.
2.
Regenerasi (Pemuda Sholeh)
Pemuda yang dalam masa mudanya
beribadat kepada Allah adalah ciri sosok pribadi generasi penerus yang sholeh.
Kalau kita ingin sukses dan selamat di akhirat, maka di dunia kita
harus mampu mencetak anak cucu kita,
para pemuda yang soleh sebagai generasi pengganti kita. Harus ada mekanisme tauritsul ajyali (regenerasi) yang
baik. Yaa Allah ampunilah dosa ayah dan
ibu kami, jadikanlah anak-anak kami menjadi orang yang soleh, yaitu mereka yang
mau mendoakan kami ketika kami sudah terbujur di kubur. Mari kita menjadi pemuda yang dalam masa
mudanya beribadat kepada Allah.
3. Kekuatan
Spiritual
Orang yang menyebut Allah ketika sendirian, lalu
meneteskan air matanya, adalah ciri seseorang yang memiliki kekuatan spiritual
yang luar biasa. Kalau kita ingin sukses
dan selamat di akhirat, maka di dunia harus
mempunyai kekuatan spiritual. Hidup penuh dengan cobaan, jangan sampai kita
tidak mampu mengendalikan hawa nafsu diri kita,
jangan sampai kita menipu diri kita.
Marilah kita mengenali diri kita dengan dosa-dosa diri kita, sudahkan
kita siap untuk mati. Jadilah kita orang yang
dapat menyebut Allah berdoa dan mohon ampunan ketika sendirian lalu meneteskan air matanya.
4. Membangun
Kekuatan Solidaritas
Laki-laki yang tergantung hidupnya di masjid,
adalah seseorang yang memiliki kemauan dan kemampuan membangun kekuatan
solidaritas bersama dakwahnya. Kalau kita ingin sukses dan selamat di
akhirat,
maka selama di dunia kita harus menjadi orang yang
menggantungkan
hidupnya di
masjid. Menjadikan masjid dalam membangun hubungan kepada Allah dan menjadikan
masjid sebagai sarana berkontribusi dan membangun peradaban umat.
5. Teamwork
Orang yang berkasih sayang karena Allah semata-mata,
adalah ciri seseorang yang mampu melakukan kerja kelompok atau teamwork diatas
integritas moral. Kalau kita ingin sukses dan selamat
di akhirat,
maka di dunia jadilah orang yang dapat
berkasih sayang karena Allah semata-mata, khususnya kita dengan keluarga
kita. Kita harus membangun ikatan keluarga kita kepada yang lebih baik. Masa depan
kehidupan manusia diperbagai bidang kehidupan semakin sulit, sehingga banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengandalkan kekuatan hubungan tim (teamwork). Sukses masa depan sangat
mengandalkan komimen bersama, loyalitas bersama, dan kemampuan berbagai
pengalaman, fikiran dan bekerja bersama.
6.
Kredibilitas Moral
Laki-laki yang dirayu oleh
seorang wanita bangsawan cantik, tetapi dia mengatakan menolak, “Sesungguhnya saya takut
kepada Allah” adalah ekspresi jika ingin
sukses memerlukan kredibilitas moral (moral
creadibility).
Menurut pameo orang godaan dunia adalah tahta, harta dan wanita. Tetapi jika
dikaji lebih mendalam dengan pernyataan QS. 3: 14, bahwa urutan godaan manusia
adalah syahwat terhadap wanita,
anak-anak, harta, kendaraan (gengsi) dan tahta.
7. Kekuatan
Ekonomi
Orang yang
bersedekah dan disembunyikan, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui
apa yang diperbuat dan diberikan oleh tangan kanan.
Orang yang dapat bersedekah hanyalah orang yang memiliki harta. Empat
orang sahabat yang dijamin masuk syurga, ternyata 3 orang memiliki harta yang
cukup, kecuali Ali bin Abi Thalib RA.
Sedangkan 10 orang yang dijamin masuk syurga memiliki harta yang cukup, kecuali
Ali bin Abi Thalib ra dan Bilal bin Rabah. Karakter ini menunjukkan seseorang
yang telah memiliki kemampanan maisyah dan meletakkan dunia dan
isinya tidak di hati, melainkan di telapan tangan, seraya berdoa: “Yaa Allah letakkan dunia ini
di tanganku, jangan kau letakkaan dunia ini dihatimu dan memiliki”. Kalau kita ingin sukses di
dunia dan selamat di akhirat, maka jadilah kita
orang yang mampu berbagi rizki dan menumbuhkan perekonomiann bagi orang lain.
7 Sukses Menurut Al Qur’an dalam
Surat Al Mu’minun
Dunia adalah tempat menanam, barang siapa ingin
mendapatkan sukses negri akhirat maka harus menyiapkan
diri ketika di dunia. Pada (QS. Al Mu’minun: 1-11) diterangkan ciri-ciri
orang yang akan mendapatkan sukses negri akhirat, yaitu memiiliki ciri-ciri sewaktu
dunia adalah sebagai berikut:
1.
Kekuatan Spiritual
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
khusu’ dalam shalatnya. Kemampuan memiiliki imajinasi positif
untuk membayangkan bahwa: Allah itu ada, syurga itu ada, neraka itu ada,
malaikat itu ada, siksa padang masyar itu ada, siksa kubur itu ada, dan
perjumpaan dengan Allah swt adalah sesuatu yang pasti. Orang yang meyakini
bahwa janji Allah itu benar.
2. Memiliki Efektifitas,
Efisiensi dan Optimasi dalam
Produktifitas
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak memiliki manfaat (laghqi). Dengan demikian dalam membuat transformasi di bidang apapun, seorang muslim harus mampu memanfaatkan
seluruh sumberdaya dan memperbaiki system secara terus menerus untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Dengan menerapkan teknik manajemen yang efektif dan efisien merupakan
ciri orang yang tidak melakukan perbuatan yang sia-sia, sehingga seluruh
potensinya teroptimalisasi untuk kepentingan dan kebaikan bagi umat.
3. Kepekaan Sosial
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
menunaikan zakat. Orang yang mampu
menunaikan zakat dengan baik hanyalah mereka yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi, memiliki
harta dan memiliki kekuatan spiritual. Kita hidup harus peduli dengan orang
lain, kita harus memiliki
empati yang tinggi kepada orang lain, kita harus mampu merasakan bagaimana
perasaan sahabat kita. Orang yang dapat melayani sepenuh hati kepada tamunya,
orang tuanya, anak dan istrinya, sahabatnya hanyalah mereka yang memiliki
kepekaan batin yang tinggi. Kepekaan sosial dapat di tajamkan dengan seringnya kita bergaul bersama
dengan orang lebih rendah dari pada kita. Jika kita selalu melihat orang yang statusnya di atas kita, maka kepekaan
sosial
akan menjadi berkurang.
4. Kredibilitas Moral (moral creadibility)
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
dapat menjaga dan menyalurkan kebutuhan seksualnya dengan baik. Prediksi masa
depan penyakit seksual dan moral semakin meningkat, ini merupakan indicator
kegagalan sesorang dalam mengendalikan dorongan kebutuhan seksual yang begitu
hebat. Bahwa kesuksesan seseorang tidak dipengaruhi oleh kekuatan intelektual
mereka, melainkan kekuatan emosional dan moral mereka. Orang yang cerdas adalah
mereka yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, dan mampu berfikir ke depan untuk keselamatan hidupnya di
yaumil akhir kelak.
5. Memenuhi Amanah
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
dapat memenuhi apa yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah adalah sesuatu yang
harus dikerjakan bukan sekedar
karena kemauan diri sendiri saja, melainkan karena kebutuhan standart
operasional prosedur (SOP). Seseorang yang bekerja di kantor, tentunya mendapatkan amanah
mengelola uang. Seseorang yang ditunjuk sebagai
pemimpin dia akan mendapatkan amanah untuk mengelola sumber daya untuk
kemakmuran rakyatnya. Seseorang yang ingin mendapatkan sukses akhirat, maka harus mampu
memenuhi apa yang diamanahkan kepadanya. Untuk dapat memenuhi amanah, maka
sangat diperlukan disiplin tinggi dan penuh kesadaran. Seseorang akan dapat
menjaga amanahnya dengan baik jika memiliki soliditas moral dan spiritual.
Ingat, bahwa salah satu ciri orang munafiq yaitu apabila dia diberi amanah dia
ingkar. Ingat, bahwa orang munafiq tempatnya di kerak neraka.
6. Memenuhi Janji
Orang yang akan masuk syurga hanyalah orang yang
dapat memenuhi janjinya dengan baik.
Janji adalah sesuatu yang harus dikerjakan karena konsekuensi terhadap apa yang
telah disetujui atau diikrarkan oleh dirinya
sendiri. Ingat, bahwa salah satu ciri orang munafiq yaitu apabila
di berkata maka dia berbohong. Seseorang yang ingin mendapatkan sukses akhirat, maka harus mampu
memenuhi apa yang yang telah ia janjikan. Untuk dapat memenuhi janji maka
sangat diperlukan pengetahuan dan prediksi yang cukup tinggi, yaitu apakah dia
sangup melaksakan atau tidak. Janji hanya dapat dipenuhi jika kita memiliki
kebiasaan disiplin tinggi. Janji dapat
dipenuhi dengan baik jika melakukan janji kita penuh penuh dengan kesadaran.
Iman kita mengalami kondisi naik turun, Rasulullah SAW mengatakan “al imanu yazid wa yankus”, iman
seseorang itu naik dan turun tergantung bagaimana aktifitasnya, sehingga kita harus mampu dan selalu menyegarkan
janji kita untuk dapat selalu konsisten terhadap apa yang kita janjikan.
Seseorang akan dapat menjaga janjinya dengan baik jika memiliki kualitas moral dan spiritual.
7. Konsistensi
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang
mampu memelihara sholat. Untuk mendapatkan sukses dengan mutu tinggi, maka kita
harus bekerja dengan konsisten atau memiliki karakter: “small, continous and improvement”; bekerja memulai dari
yang kecil-kecil, tapi secara terus menerus dan sampil meningkatkan diri untuk
mencapai kualitas prima. Dalam manajemen kita mengenal teknik benchmarking, yaitu suatu teknik untuk
mendapatkan sukses, maka lembaga atau seseorang
tersebut harus
mencari model (qudwah) yang secara terus-menerus di implementasikan dan
kemudian di bandingkan
hasilnya dari lembaga yang
di tiru sampai mendapatkan mutu yang sama. Ini
dapat berhasil apabila di lakukan secara konsisten.
Posting Komentar untuk "Memahami Makna Sukses Menurut Islam"