Visi mu Nasib Hidup mu
Orang bijak mengatakan, dunia orang buta di batasi oleh pandangannya, dunia
orang bodoh dibatasi oleh ilmu pengetahuannya, dunia orang besar di batasi oleh
visinya. Artinya kendala utama seseorang menjadi orang besar adalah faktor dari
visi hidupnya. Ketika kita mampu merumuskan visi besar dalam hidup ini,
sesungguhnya ini menjadi titik awal bagi kita dalam proses mewujudkan apa
menjadi siapa bagi diri kita. Dengan demikian dalam kehidupan ini, dibutuhkan visi yang
sangat jelas, karena visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan. Kekuatan visi, membantu kita menciptakan
gambaran yang jelas tentang hidup yang ingin kita jalani dan mulai memprogram
pemikiran kita untuk memberikan hasil yang persis seperti yang apa yang kita
inginkan.
Sebagaimana
yang telah kita lihat, ada satu hukum besar, segala sesuatu adalah energi. Kita
juga mengetahui melalui hukum tarik-menarik bahwa getaran yang sama saling
menarik, dan getaran yang berbeda saling menolak. Oleh karena itu, kita menarik
kepada orang-orang dan keadaan yang bergetar dengan harmoni atau resonansi dengan
pemikiran kita. Untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus menanam
pemikiran tersebut dengan kuat di dalam pikiran kita. Kita harus memeliharanya,
memberinya perhatian, berfokus padanya, dan menjadi seperti itu. Kita harus
menyesuaikan tubuh, pikiran, dan jiwa dengan apa yang kita inginkan.
Kekuatan
visi sesungguhnya dapat mengubah pemikiran, keyakinan, nilai, pendapat, dan
sikap kita untuk menjadi orang yang kita inginkan dan dapat menarik hubungan,
situasi, dan keberhasilan yang kita inginkan capai dalam kehidupan kita. Apa
yang membedakan antara visi dan sasaran ? Sasaran adalah bagian penting dari
kehidupan, dan sasaran diperlukan untuk menggerakkan Anda ke depan. Tetapi visi
bukanlah sasaran. Visi jauh lebih luas dan lebih kuat daripada sasaran. Visi
adalah gambar hidup Anda secara lengkap dan menyeluruh, yang mencakup bidang
pribadi maupun profesional. Sasaran adalah bagian dari visi Anda, batu loncatan
yang membuat Anda sampai di tempat yang Anda inginkan.
Dibawah ini
ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Tiga kuli bangunan yang sedang
memasang batu tembok sebuah gedung yang dalam proses pembangunan. Mereka
diajukan pertanyaan yang sama: “Apa yang sedang anda lakukan?” Seorang kuli
yang pertama tampak heran dengan pertanyaan itu. Ia seolah-olah berfikir, sudah
jelas sedang menyusun batu-batu, kok masih ditanya juga. Lalu ia menjawab,
“Saya sedang meletakkan batu-batu”. Sementara yang kedua, ia menjawabnya sambil
tersenyum kecil, “Saya sedang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga”.
Dan kuli yang ketiga, ia tampak berfikir sebentar, lalu dengan mata yang
menerawang ia menjawab, “Saya sedang membangun tempat ibadah. Suatu saat nanti
orang-orang akan beribadah dan nama Tuhan akan dimuliakan ditempat ini”.
Kuli pertama
memberi jawaban yang realistis, memang betul, ia sedang meletakkan batu-batu. Itulah
rutinitas pekerjaannya. sementara yang kedua memberi jawaban yang pragmatis.
Tiap orang perlu makan, sebab itu ia bekerja dan perlu diberi imbalan atau upah
untuk memenuhi kebutuhannya. Sebuah pekerjaan menyangkut urusan hidup. Dan kuli
yang ketiga memberi jawaban yang idealis. Jawabannya terdengar seperti membual,
namun mengandung visi yang jauh kedepan. Ia menyadari bahwa ia hanya seorang
pekerja kuli bangunan, namun ia memandang pekerjaannya bukan hanya sekadar
mencari nafkah. Ia melihat dirinya sebagai bagian dari suatu yang luas nan
integral. Lantas jawaban manakah yang benar? Kalau anda adalah salah seorang
dari tiga kuli tersebut, apakah jawaban anda? Tentu tidak ada yang salah dari
apa yang mereka ucapkan, jawaban mereka semuanya seratus persen benar.
Namun ada
satu nilai yang terdapat pada jawaban kuli yang terakhir, yang tidak dimiliki
oleh kuli yang pertama dan kedua, “Hidup dengan visi”. Dalam hidup ada orang
yang tidak memiliki visi dan arah masa depan. Hal ini terjadi karena mereka
tidak pernah memikirkan hal ini. Hidup hanyalah urutan dari peristiwa yang satu
ke peristiwa yang lain. Mereka hidup menyambung hari, menjalani siklus hidup
dari masa kanak-kanak ke masa remaja, ke masa pemuda, sampai masa lansia dan
kematian mereka. Berpindah dari satu masalah ke masalah yang lain Disamping itu
ada orang yang hidup dan menyadari perlunya memiliki arah. Namun mereka tidak
mampu memiliki visi, idaman, atau impian.
Mereka tidak
memiliki arah tajam yang akan membuat mereka dapat memfokuskan dirinya. Hal ini
terjadi karena mereka tidak memiliki orang yang membimbing mereka untuk
menyusun visi mereka tadi. Mereka bagaikan para wiraswasta yang bermimpi
membangun bisnis raksasa, namun tidak cukup jelas mengenai gambaran bisnis yang
diinginkan, bagaimana pasar dan produknya. Problem lain bagi orang yang sudah
memiliki visi yang menjadi fokus hidup, namun ketika menjalani hidup mereka
tidak memfokuskan energi, kemampuan, dan komitmen pada visi itu. Aktivitas
mereka tidak mendukung upaya pencapaian visi tersebut. Inilah yang terjadi dan
ada dalam pikiran kuli bangunan pertama dan kedua, pekerjaan dan aktifitasnya
hanya terasa sebagai beban yang membosankan dan melelahkan.
Pandangan
hidup kita pun menjadi sempit. Ada orang yang hidupnya memiliki rumusan visi, mereka
tahu kemana arah hidup mereka, rumusan arah atau visi itu cukup tajam. Mereka
juga memiliki metode untuk mengaitkan kegiatan-kegiatan mereka dengan visi itu
sehingga semuanya mengarah untuk membuat visi tercapai. Mereka memiliki
keterampilan untuk mengukur kemajuan mereka dalam bergerak menuju visi itu.
Inilah yang terdapat dalam paradigma berfikir kuli bangunan yang ketiga.
Menciptakan visi amat tergantung pada jawaban atas pertanyaan “apa yang saya
inginkan?” yang akan memberikan arah masa depan dan mengantisipasi atau
memanfaatkan peluang yang ada.
Cerita
berikut ini juga membahas tentang bagaimana meletakkan visi di dalam fikiran
kita. Suatu hari, seorang ahli
manajemen waktu berbicara didepan sekelompok mahasiswa bisnis dan ia memakai
ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan para siswanya.
dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut cukup lebar, dan meletakkannya diatas meja. lalu ia juga mengeluarkan sekira selusin batu berukuran segenggam tangan, dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yang bermulut cukup lebar, dan meletakkannya diatas meja. lalu ia juga mengeluarkan sekira selusin batu berukuran segenggam tangan, dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung
atas dan tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya,
Apakah toples ini sudah penuh? Semua siswanya serentak menjawab. Sudah. Kemudian dia berkata,
Benarkah? Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia
memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit
mengguncang-guncangkannya, sehingga ke rikil itu mendapat tempat diantara
celah-celah batu-batu itu.
Lalu ia bertanya kepada
siswanya sekali lagi, Apakah toples ini sudah penuh? Kali ini para siswanya
hanya tertegun, Mungkin belum, salah satu dari siswanya menjawab. Bagus!,
jawabnya. Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir.
Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah
langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan.
Sekali lagi dia bertanya,
Apakah toples ini sudah penuh ? Belum ! serentak para siswanya menjawab. Sekali
lagi dia berkata, Bagus ! Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan
air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu
si ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya, Apakah
maksud dari ilustrasi ini? Seorang siswanya yang antusias langsung menjawab,
Maksudnya, betapapun penuhnya jadwal kita, jika kita berusaha ternyata kita
masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya…kata murid nya yakin jawabannya
benar. Bukan, jawab si ahli, Bukan itu
maksudnya.
Sebenarnya ilustrasi ini
mengajarkan kita bahwa,kalau kamu tidak meletakkan batu besar itu sebagai yg
pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali.
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu,
orang-orang yang kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu.
Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu.
Ingatlah untuk selalu
meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan
pernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil
(kerikil dan pasir) dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan
hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan
hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup.
Sebenarnya apa yang akan dalam hidup ini ? Punya rumah
mewah, mobil mewah, harta berlimpah. Semua serba wah. Inikah yang dicari dalam
hidup ? Sepertinya ini terlalu duniawi. Kita
semua akan kembali kepadaNya. Lalu apa yang akan dipersembahkan ketika
menghadap-Nya ? Berharap menutup mata kelak masuk surga tentu itu jadi harapan
semua orang. Pencuri bahkan penjahat pun ketika ditanya mau masuk surga atau
neraka, tentu memilih masuk surga. Tapi pertanyaannya, amalan apa yang membuat
kita pantas untuk masuk ke sana?
Dalam buku Tuhan inilah proposal hidupku, Jamil Azzaini
memiliki visi akhirat ingin memeluk Rasulullah dan visi dunia bisa
menginspirasi 25 juta orang dan memiliki 10 ribu kader. Subhanallah. Itu yang
ingin dicapainya agar pantas masuk ke surga-Nya. Anak pertama beliau, Dhira,
memiliki proposal hidup, menjadi ahli Psikolog Klinis yang diakui dunia, dengan
target 100 ribu anak berkebutuhan khusus yang akan tertolong. Sedangkan anak
kedua beliau, Asa, memiliki proposal hidup menjadi CEO kelas dunia, 20% dari
keuntungannya akan digunakan untuk membangun sekolah berskala internasional
untuk orang miskin di seluruh provinsi di Indonesia.
Beberapa kutipan dari bagian VISI-ON pada buku ON
Jamil Azzaini:
Hidup ini hakikatnya sedang
mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang abadi Anda harus menetapkan visi anda.
Tetapkan visi yang menantang namun tetap mungkin anda wujudkan. Tetapkanlah
visi anda yang jelas dan menantang. Visi yang tidak jelas dan terlalu normatif
tidak akan memiliki pengaruh apa pun dalam hidup anda. Visi juga harus
menghidupkan orang lain, memberi manfaat untuk orang-orang di sekitar
anda.
Karena kata-kata berpengaruh besar dalam hidup kita, pastikan kita harus lebih sering mendengar kata-kata positif disbanding negative. Berhati-hatilah juga dengan apa yang anda ucapkan, karena itu mempengaruhi orang-orang sekitar anda.
Karena kata-kata berpengaruh besar dalam hidup kita, pastikan kita harus lebih sering mendengar kata-kata positif disbanding negative. Berhati-hatilah juga dengan apa yang anda ucapkan, karena itu mempengaruhi orang-orang sekitar anda.
Bila suatu saat anda ditertawakan
orang padahal anda sangat yakin bisa, teruslah melangkah dan buktikanlah bahwa
anda tak layak ditertawakan. Agar visi hidup anda penuh energy dan memberikan
dampak positif, ajukanlah tiga pertanyaan. Pertama, apakah keuntungan bagi saya
bila visi ini tercapai ? Kedua, siapa saja pemetik manfaat bila visi itu
tercapai ? Ketiga, apakah ketercapaian visi membuat saya masuk surga ?
Dalam menggoreng visi menjadi
matang dan siap dihidangkan, tulislah visi tersebut dan deklarasikan kepada
orang-orang sekitar anda. Kekuatan atau energy berdoa di tanah suci itu
terasa lebih dahsyat dibandingan dengan di tempat lain. Buat
resolusi-resolusi kecil (tahunan) untuk dapat mencapai mimpi tersebut. Ketika
kita memiliki visi yang besar jangan lupa kita mengajak keluarga melakukan hal
yang sama agar tidak ketinggalan atau malah menjadi penghambat bagi kita.
Bagi anda yang belum punya visi,
renungkan sedalam-dalamnya visi hidup anda Malulah pada Allah bila tidak ada
yang ingin anda perjuangkan dalam hidup ini. karuniaNya begitu besar, nikmatNya
begitu besar, maka balaslah dengan memiliki visi yang besar.
Manfaat Memiliki Visi Hidup
1. Menguatkan keyakinan
Dengan visi yang jelas dapat membangkitkan keyakinan teguh
pada diri kita dalam menyusun rencana, mengatur strategi dan berbagi visi dan
keyakinan dengan banyak orang untuk meraih sukses memperjuangkan apa yang
menjadi tujuan kita.
2. Menumbuhkan keberanian untuk bertindak
Kita bisa mengambil contoh dari kisah dari kehidupan Sheryl
leach, seorang ibu rumah tangga pencipta barney, memiliki visi untuk menghibur
anak-anak dengan tanyangan multimedia yang segar dan mendidik. visi ini
sedemikian jelas dan kuat terpetkan di pikiran sheryl untuk mulai melangkah
mengambil tindakan menuju upaya mewujudkan impiannya tersebut. ketika sudah
mulai melangkah, sheryl belajar banyak dari berbagai sumber. karena visinya
yang jelas tersebut, sheryl berhasil mengajak banyak pihak untuk ikut
berkontribusi dan berpatisipasi mewujudkan masa depan yang telah 'dilihatnya'.
3. Menggerakan kreativitas
Visi juga memiliki kekuatan untuk menggerakan kreativitas.
hal ini telah di rasakan oleh Andrew Groove yang pernah menduduki posisi CEO di
perusahaan intel. groove memiliki visi untuk menjadikan intel sebagai
perusahaan microprocessor terbesar didunia. visi ini di tularkan kepada seluruh
jajaran dalam perusahaannya sehingga mereka termotivasi untuk selalu berfikir
kreatif dan senantiasa menciptakan pembaharuan.
4. Meningkatkan ketahanan terhadap krisis
Mungkin banyak yang mengira kesuksesan walt disney dapat
diraih dengan mudah. ternyata tidak demikian. Beberapa kali ia gagal membangun
perusahaan, bahkan ia sempat pernah pada titik terendah dalam usahanya,
sehingga harus pulang ke California setelah mengalami kebangkrutan di Newyork,
namun visinya yang kuat tidak membuatnya menyerah. Dalam perjalanan kereta api
kembali dari New york, ia tetap memacu otak dan kreativitasnya untuk berkarya,
di sinilah akhirnya ia berhasil mencptakan karakter legendaris Mickey mouse.
5. Menghasilkan Maha Karya
Oprah Winfrey, sang inovator di dunia media elektronik,
memiliki visi mempersembahkan yang terbaik yang dapat memberi inspirasi dan
membawa perubahan positif bagi banyak orang. visi inilah yang menjadi pedoman
bagi Winfrey dalam mengambil keputusan baik untuk kepentingan pribadi dan
bisnis.
6. Mengukir Keabadian
Tjut Nyak Dhien, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa. Pasti anda
sudah mengenal tiga tokoh ini. ketiga orang dari latar belakang yang berbeda
ini memiliki satu kesamaan, mereka memiliki visi yang kuat, mampu melihat
ke masa yang ingin mereka ciptakan. Dengan visi ini mereka menjalani hidup yang
menjadi inspirasi dan membawa perubahan bagi banyak orang. Visi dan perubahan
ini juga dapat melampaui waktu, bahkan mampu melampai periode hidup mereka.
7. Visi yang memiliki kekuatan
Visi yang bagaimana yang memiliki kekuatan dasyat untuk mendororng
anda mengukir kejayaan yang berkelanjutan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi
juga meluas bagi banyak orang. visi tersebut adalah visi yang jelas dan
melampaui keyakinan dan dilakukan sepenuh hati.
8. Visi melampaui nilai uang
Ward Kimball, animator yang bekerja untuk disney,
mengungkapkan bahwa rahasia sukse walter elias disney adalah bahwa disney tidak
pernah mencoba mengeruk keuntungan finansial. Disney tidak mengaitkan visinya
dengan uang. ia mengaktifkan visinya dengan keinginannya yang kuat untuk
menghidupan karakter kartunya dalam berbagai bentuk hiburan.
9. Melampaui kepentingan diri sendiri
Coba anda perhatikan semua tokoh yang telah melegenda dan
tercatat dalam sejarah umat manusia. Nama dan hasil karya mereka menjadi abadi
karena mereka memiliki visi yang melampaui kepentingan pribadi mereka sendiri. Dengan
visi yang meniupkan angin positif bagi kepentingan banyak orang, hasil karya
mereka tak pernah mati, bahkan berkelanjutan nyak generasi.
10. Visi Pembangkit Semangat
Jika kita bisa memanfaatkan sebuah visi untuk membangkitkan
semangat juang dan melakukan perubahan, karena semangat satu diantara beberapa
modal maya penting untuk meraih kesuksesan.
Posting Komentar untuk "Visi mu Nasib Hidup mu"